Misteri Gunung Guntur yang Sering "Menyembunyikan" Para Pendaki Remaja


 

Kabar Surabaya -  Pulau Jawa merupakan bagian dari Cincin Api Pasific. Maka tidak heran bila terdapat banyak gunung api di pulau ini. Gunung-gunung ini memang menawarkan keindahan pesona alamnya. Keindahan alamnya inilah yang membuat banyak orang ingin mendaki ke puncak gunung. Namun di sisi lain gunung juga menyimpan beragam misteri alamnya yang tersembunyi. 

 


Oleh karena itu, para pendaki gunung haruslah lebih mawas diri dan lebih berhati-hati lagi bila ingin mendaki ke puncak gunung. Sebab bisa saja mereka tiba-tiba mengalami kejadian "ganjil" yang sulit di nalar oleh akal pikiran manusia. Hal ini seperti dialami oleh seorang pendaki gunung yang mengaku baru saja kembali dari "dunia lain".

 

<
Kejadian aneh ini terjadi pada hari Sabtu (18/09.2021), saat Muhammad Gibran Arrasyid bersama dengan 13 rekannya melakukan pendakian ke puncak Gunung Guntur Kabupaten Garut Jawa Barat. Saat itu mereka naik melalui jalur pendakian di PLP Citiis. Ketika sampai di Pos 3, waktu telah menunjukkan pukul 17.00wib.

 

4
Karena suasana sudah mulai gelap, akhirnya mereka sepakat untuk beristirahat dengan mendirikan tenda di Pos 3 tersebut. Pada keesokan harinya (19/09/2021), semua sepakat untuk melanjutkan perjalanan menuju puncak pada pukul 04.00wib. Namun saat itu Gibran enggan untuk ikut ke puncak dan berniat menunggu ditenda sembari melanjutkan tidurnya.

 

Setelah beberapa saat ditinggal oleh rekan-rekannya, pemuda berusia 14 tahun ini terasa ingin buang air kecil. Saat keluar dari tenda dirinya terkejut saat melihat ada sungai di samping tendanya. Padahal seingatnya kawasan tempatnya memasang tenda tidak ada aliran sunagi. Saat itu Gibran sudah merasakan sedikit keanehan.

 

Sejak berada ditepian sungai tersebut Gibran beberapa kali didatangi oleh sosok misterius yang selalu mengenakan pakaian serba putih. Mereka terdiri dari dua wanita dan tiga pria. Setiap kali datang, mereka selalu membawa makanan berupa nasi dan lauk ikan. Namun saat itu Gibran selalu menolaknya. Dia lebih memilih memakan dedaunan dan meminum air sungai yang ada di dekatnya. Menurut Gibran, sungai tersebut berwarna kuning dan memiliki air yang jernih.


Tidak hanya ditawari makan, rupanya Gibran juga sepat diajak oleh salah satu wanita tersebut untuk pulang ke rumahnya. Namun, sekali lagi Gibran juga menolaknya. Lalu pada suatu kesempatan Gibran mencoba naik ke atas tebing. Sayangnya dia terjatuh, saat terbangun dari jatuhnya, Gibran mendengar sayup-sayup ada suara seseorang yang memanggil namanya.


Dengan sekuat tenaga Gibran memberikan respon, hingga suara orang yang mencarinya berhasil menemukan dirinya. Rupanya hari itu adalah hari ke-enam saat Gibran ditemukan oleh warga desa disekitar lokasi tersebut. Tepatnya di Curug Cikoneng. Saat itu Gibran ditemukan dalam posisi terduduk dengan masih mengenakan pakaian lengkap.

 

Uniknya, saat "menghilang" Gibran tidak pernah merasakan lapar yang berlebihan. Dia merasa hanya berada di "alam lain" hanya beberapa jam saja, karena hari memang tidak pernah malam atau gelap. Padahal, sejatinya dirinya telah dinyatakan hilang selama 6 hari. 

 

Hilangnya Gibran ini awalnya diketahui oleh rekan-rekannya sepulang dari puncak Gunung Guntur. Saat itu temannya heran saat tidak mi menemukan Gibran di tenda, Setelah dicari di sekitar tenda, Gibran tetap tidak ditemukan. Mereka lalu memutuskan untuk memanggil Tim Penyelamat unruk mencari Guntur. 

 

Pencarian Gibran ini tidak hanya dilakukan oleh beberapa oarang saja. ratusan personel dari Kepolisian, TNI, Tim SAR dan sejumlah warga lokal. Pencarian Gibran ini sangat dilakukan dengan serius, sejumlah komunitas dan organisasi masyarakat juga turut serta. Bahkan sejumlah Polsek di kaki gunung Guntur seperti Semarang dan Leles juga dilibatkan dalam operasi pencarian Guntur.

 


Uniknya, setelah pencarian dilakukan selama berhari-hari dengan jangkauan yang meluas, Gibran malah ditemukan di lokasi pencarian pertama dengan jarak hanya 750 meter dari tenda. Padahal salah satu personel mengaku tenlah menyisir lokasi tersebut pada hari pertama, namun saat itu Gibran tidak terlihat.

 

Horor di Gunung Guntur ini juga pernah dialami oleh Afrizal padz tahun 2020 kemarin. Saat itu teman-temannya kaget saat Afrizal tidak ada ditenda setelah bangun dari tidurnya. Saat dilakukan pencarian, remaja berusia 16 tahun tersebut di temukan didekat batu besar dengan hanya memakai celana dalam saja. 

 

Afeizal sempat hilang selama 31 jam sebelum ditemukan. Lokasi hilangnya Afrizal ini sama persis dengan Gibran, yaiti di Pos III. (yyan)    




Sumber : http://www.kabarsurabaya.org/2021/09/misteri-gunung-guntur-yang-sering.html

LiputanSurabaya.online Kami Mengumpulkan serta Menyajikan berita dari sumber terpercaya baik media massa terkemuka di Indonesia maupun akun sosmed yang memiliki integritas dalam menyajikan berita keadaan di Surabaya.

Comments

Popular posts from this blog

Kembali Jalin Kerjasama Tri Dharma Perguruan Tinggi: ITTelkom Surabaya Gandeng dan PT Garam (Persero)

SIIP ITTelkom Surabaya: Kerennya Kerja di Industri Pertahanan